Cyberbullying merupakan salah satu fenomena yang tidak pernah lepas dari konflik dalam komunikasi digital. Dikutip dari CNBC Indonesia, Instagram dinobatkan sebagai media sosial yang paling sering digunakan untuk melakukan perundungan secara online. Berdasarkan riset Ditch The Label terhadap 10 ribu remaja asal Inggris dengan rentang usia 12 hingga 20 tahun sebanyak 42% di antaranya mengaku pernah menjadi korban cyberbullying di Instagram. Bukan hanya itu, di Indonesia sendiri menjadi sebuah ancaman bagi para penggunanya, dimana tingkat kasus bunuh diri juga terus meningkat akibat cyberbullying.

Pada ajang International Conference on Vocational Education Applied Science and Technology (ICVEAST) yang digelar 25-27 Juli 2023, mahasiswa Informasi dan Humas angkatan 2021 mempresentasikan hasil penelitian dengan judul, “Influencer Communication Strategies in Dealing with Cyberbullying on Instagram”. Tim yang beranggotakan Muhammad Zidan Rendra, Rizky Agung Prasetyo, Alvian Degdya Wibowo dan Bimo Sulistyo Wibowo mengangkat masalah dari banyaknya cyberbullying yang ada di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menemukan formula tentang cara bagaimana mengelola cyberbullying bagi para pengguna Instagram dengan melihat pengalaman para influencer di Indonesia. Sample pada penelitian ini adalah inflencer. Mengapa Influencer ?, Muhammad Zidan sebagai ketua tim penelitian mengatakan bahwa, cyberbullying dekat hubungannya dengan influencer atau biasa yang kita sebut dengan selebgram, sehingga pengalaman mereka mengelola cyberbullying dapat dijadikan sebagai salah satu strategi komunikasi digital.

Melalui wawancara mendalam bersama beberapa influencer Instagram yang memiliki follower lebih dari 10.000, hasil yang didapatkan adalah klasifikasi dan tipe cyberbullying dan cara pengelolaannya. Cyberbullying terdiri dari empat tipe, yaitu hate speech, dissing, body shaming, dan sexual harassment. Strategi mengelola cyberbullying yang dilakukan influencer meliputi denial, diminishment, dan bolstering. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan strategi baru dalam mengelola cyberbullying di media sosial. Sikap yang dilakukan oleh influencer dapat dijadikan sebagai percontohan bagaimana mengelola komunikasi ketika pengguna menghadapi cyberbullying di media sosial.

Penelitian ini merupakan hasil dari mata kuliah Metode Penelitian Terapan di Program Studi Informasi dan Humas pada semester 4. Di bawah arahan salah satu dosen Informasi dan Humas, sebagai Coressponding author, Nur Laili Mardhiyani, S.I.Kom., M.I.Kom., tim penelitian ini mampu mempublikasikan luaran dalam bentuk artikel prosiding internasional. Hal ini merupakan salah satu luaran yang diharapkan dari setiap mata kuliah yang ada dalam kurikulum Informasi dan Humas berbasis vokasi. Luaran bukan hanya menghasilkan produk, tetapi di sisi lain, mahasiswa juga mampu berpikir kritis dan menyalurkan inovasi dan pemikiran mereka melalui artikel ilmiah.

Lebih lengkap tentang artikel, dapat mengakases link berikut: “Influencer Communication Strategies in Dealing with Cyberbullying on Instagram”