Air Mata dan Doa Ayah Ojol di Balik Kelulusan Cumlaude Qori Safa

Semarang, 12 September 2025 – Qori Safa Nurzikha, mahasiswa Program D4 Informasi dan Humas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, berhasil menyelesaikan studinya dengan predikat cumlaude dan meraih IPK 3,95. Di balik prestasi gemilang tersebut, tersimpan kisah inspiratif tentang perjuangan ayahnya yang bekerja sebagai pengemudi ojek online. Qori menjadi salah satu wisudawan dalam Upacara Wisuda Undip ke-179 yang digelar pada 28 Juli 2025.

Dikenal akrab dengan panggilan Riri, ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang berasal dari keluarga sederhana. Sang ibunda meninggal dunia pada Juli 2021, tepat ketika Riri baru memulai perkuliahan. Sejak saat itu, sang ayah menjadi satu-satunya penopang keluarga melalui profesinya sebagai driver ojol. Meski sempat mendaftar program KIP Kuliah, Riri belum berhasil memperoleh bantuan tersebut.

Namun, berkat kebijakan penyesuaian di Universitas Diponegoro, Riri mendapatkan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan ditempatkan pada Golongan 1. Ia merasa sangat bersyukur dapat menempuh pendidikan di jurusan yang sesuai dengan minatnya.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa kuliah di jurusan ini. Selain sesuai passion, dosennya sangat ramah dan disiplin, teman-teman juga suportif. Meski latar belakang saya berbeda, hal itu justru jadi motivasi untuk lulus tepat waktu. Ke depan, saya ingin melanjutkan S2 bahkan S3 dengan beasiswa, karena cita-cita saya adalah menjadi dosen,” ungkap Riri.

Riri juga menyampaikan apresiasi kepada dosen pembimbing tugas akhir yang selalu memberi motivasi serta seluruh pihak yang telah membantu selama proses studinya.

Menurut Riri, kunci keberhasilannya terletak pada kemampuan mengenali potensi diri dan menerapkan strategi belajar yang tepat.

“Kita harus tahu tujuan awal kuliah, selalu ingat motivasi dari awal, belajar lebih keras sesuai materi, dan yang paling penting banyak beribadah dan berdoa,” tuturnya.

Kisah perjalanan Qori Safa Nurzikha menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi tidak hanya berfokus pada penguasaan keterampilan profesional, tetapi juga membentuk karakter, semangat, dan ketekunan mahasiswa dalam mewujudkan impian — bahkan dari latar belakang yang sederhana.