Vokasi Undip Hadirkan Inovasi Merchandise Desa Wisata Kandri, Dapat Apresiasi Wali Kota Semarang

Semarang, 24 Juni 2025 — Program Studi Informasi dan Humas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro kembali menunjukkan kontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa Wisata Kandri. Inovasi merchandise hasil kolaborasi antara Vokasi Undip dan Desa Wisata Kandri mendapat apresiasi langsung dari Wali Kota Semarang, Dr. Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S., M.M., pada kegiatan Jambore Pokdarwis 2025 lalu yang diselenggarakan di Taman Sleko, Kota Lama Semarang, Sabtu (22/6).

Produk merchandise yang dikembangkan mencerminkan identitas budaya Kandri, antara lain tote bag bergambar ikon khas desa, tumbler bertema Nyadran Kali, payung dengan logo “Kandri WAE”, dan notebook bergambar Gapura Sendang Gede. Inovasi ini dinilai berhasil memperkuat citra dan daya tarik Desa Wisata Kandri sebagai destinasi wisata budaya di Kota Semarang.

Apresiasi Wali Kota tidak hanya berhenti pada pujian. Merchandise tersebut juga menginspirasi Pemerintah Kota Semarang untuk mengembangkan produk serupa bertema brand identity Kota Semarang.

“Bu Wali Kota sangat antusias dan mengapresiasi merchandise tersebut. Ini menginspirasi beliau untuk menciptakan merchandise berupa tas dengan tema brand identity Kota Semarang yang nantinya akan menjadi buah tangan bagi tamu kehormatan yang berkunjung ke Semarang,” ujar Fatkhan Ainurudi, Seksi Daya Tarik Wisata dan Kenangan Pokdarwis Pandanaran.

Selain itu, Wali Kota berencana membawa merchandise khusus tersebut sebagai cinderamata resmi dalam kunjungan kerja ke mancanegara, sehingga berpotensi memperkenalkan Kota Semarang di tingkat internasional melalui pendekatan diplomasi budaya dan ekonomi kreatif.

Kegiatan pendampingan Desa Wisata Kandri merupakan rangkaian implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang telah dilakukan Program Studi Informasi dan Humas sejak 2021. Tahun ini, tim pengabdian di bawah kepemimpinan Nur Laili Mardhiyani, S.I.Kom., M.I.Kom., berfokus pada pengembangan brand identity desa yang diimplementasikan dalam bentuk merchandise kit.

Menurut Nur Laili, produk merchandise menjadi salah satu media public relations yang penting bagi desa. “”Desa Wisata Kandri sebenarya sudah dikenal oleh banyak kalangan, baik wisatawan maupun kunjungan dari berbagai instansi. Optimalisasi Media sosial telah dilakukan untuk meningkatkan brand awareness netizen. Namun, kebutuhan media public relations juga diperlukan. Karena kunjungan dari berbagai stakeholder/ instansi , kami ingin memberikan kesan yang mendalam kepada stakeholder dalam bentuk merchandise. Produk ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan memperkuat identitas dari Kandri itu sendiri. Bukan hanya pengalaman yang didapatkan saat berada di Kandri, tetapi juga cinderamata yang bisa dibawa pulang”, ujarnya.

Pendampingan yang dilakukan meliputi pelatihan digital branding, penulisan pariwisata, fotografi produk UMKM, pembuatan kalender konten, katalog budaya, hingga penguatan identitas visual desa. Seluruh kegiatan ini berkontribusi pada penguatan daya saing Desa Wisata Kandri di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata.

“Kami konsisten melakukan pendampingan di Desa Wisata Kandri selama 4 tahun. Harapannya ke depan kami bisa berkolaborasi secara langsung dengan pemerintah untuk mendampingi Desa Wisata lainnya di Kota Semarang. Kami sangat terbuka, jika ada Desa Wisata yang membutuhkan pendampingan untuk membranding keunggulan yang dimiliki, dengan senang hati kami dapat membantu. Hal ini merupakan bukti bahwa Universitas Dipoegoro sebagai institusi Pendidikan berkontribusi nyata terhadap keberlanjutan dalam masyarakat,” tambah Nur Laili.

Dengan apresiasi dari Pemerintah Kota Semarang serta peluang untuk tampil dalam forum internasional, inovasi yang dikembangkan bersama Vokasi Undip dan masyarakat Kandri menunjukkan dampak positif kolaborasi akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam pengembangan potensi lokal.